Atraksi wisata paling menarik di Lovina adalah ketika mengejar lumba-lumba. Selain itu, ombaknya yang tenang juga cocok untuk berenang, snorkling, diving, berlayar, atau sekadar keliling dengan perahu motor.
Lovina merupakan tempat wisata paling terkenal di Bali Utara. Kawasan wisata ini meliputi dua kecamatan yaitu Desa Pemaron, Desa Tukadmungga, Desa Anturan dan Desa Kalibukbuk yang masuk Kecamatan Buleleng sedangkan Desa Kaliasem dan Desa Temukus masuk Kecamatan Banjar. Keduanya masuk wilayah Kabupaten Buleleng. Desa yang terletak paling Timur yaitu Desa Pemaron berjarak sekitar 5 km barat Singaraja dan desa paling barat yaitu Desa Temukus sekitar 12 km dari Singaraja. Pusat kawasan Lovina terletak 10 km dari Kota Singaraja atau sekitar 210 dari Denpasar.
Untuk menuju Lovina dari Denpasar ada beberapa jalur alternatf yaitu jalur Denpasar - Bedugul - Singaraja-Lovina, jalur Denpasar-Bedugul-Seririt-Lovina, atau Denpasar-Gilimanuk-Lovina. Dua jalur pertama perlu waktu sekitar dua jam dengan jalan naik turun melewati daerah dingin, Bedugul. Sedangkan jalur Gilimanuk perlu waktu dua kali lipat dari jalur melewati Bedugul. Jalur terakhir bisajadi pilihan jika Anda tidak ingin melewati jalur berkelok-kelok dan naik turun yang bagi sebagian orang membuat mabuk darat.
Daya tarik berwisata Lovina adalah pantai dengan air laut biru dan tenang. Pasir di tempat ini berwarna kehitam-hitaman sehingga mungkin tidak pas untuk berjemur. Namun karena ombaknya yang tenang, kita bisa berenang di pinggir pantai atau sekadar berendam. Selesai berenang atau berendam, kita berbaring di kursi tidur yang disediakan hotel-hotel di dekat pantai. Atau kalau toh tidak ada kursi tidur, kita bisa saja hanya duduk di atas pasir di bawah rimbun pohon. Sepanjang pantai sekitar 2 km yang membujur arah timur barat ini memang terdapat berbagai tanaman seperti ketapang dan waru sehingga kita bisa berteduh di bawah pohon tersebut.
Hal yang paling membuat Lovina dikenal adalah atraksi wisata melihat lumba-lumba (Orcaella breviroustris) di laut kawasan Lovina. Ikan berwarna hitam kecoklatan ini setiap pagi dan sore berloncatan di lepas pantai Lovina sekitar 2 km dari daratan. Atraksi ini bisa dikatakan paling menarik karena tiap pagi, dan kadang-kadang sore, ratusan turis berlomba mendekati binatang mamalia laut tersebut. Untuk bisa menikmatinya, kita harus membayar Rp 30.000 per orang. Kita bisa tanya ke hotel tempat kita menginap atau langsung datang ke pantai esok pagi karena ada beberapa orang yang siap memandu Anda.
Untuk bisa menikmati lumba-lumba dengan leluasa, sebaiknya Anda bangun sekitar pukul 05.45 wita. Sebab, perahu yang akan membawa kita mengejar lumba-lumba biasanya berangkat pukul 06.00 wita. Pada jam tersebut, suasana masih gelap dan, meski di dekat pantai, udara masih dingin. Dipilihnya waktu pagi tersebut selain karena pada jam tersebut lumba-lumba senang keluar juga karena kita bisa menikmati matahari terbit dari tengah laut.
Perahu yang kita tumpangi berukuran sangat ramping. Lebarnya tak lebih dari satu meter dan panjang sekitar 10 m. Tiap perahu berisi maksimal empat penumpang dan satu kapten perahu dimana tiap orang duduk di atas kayu kecil melintang di tubuh perahu. Mendorong perahu ke laut sebelum ditumpangi bisa jadi cara bagus untuk melepaskan energi dan melemaskan badan sebelum menikmati lumba-lumba. Maka, tidak usah ragu-ragu membantu kapten mendorong perahu.
Perjalanan dimulai. Perahu digerakkan mesin kecil yang membawa kita menuju ke tengah. Sebagai pengimbang, di kanan kiri perahu itu terdapat semacam sayap. Perahu pun melaju membelah air pantai Lovina yang begitu tenang. Di kakan kiri kita, beberapa perahu sejenis dengan dua sampai empat penumpang di dalamnya sedang menuju ke arah yang sama, tengah laut. Suasana masih remang-remang sedangkan di ufuk mulai terlihat semburat jingga pertanda matahari segera menyapa dunia.
Sekitar 2 km dari pantai, ufuk berwarna jingga semakin berubah merah. Namun matahari masih terhalang awan-awan hitam di kaki langit. Perahu-perahu tetap berkejaran seperti siluet karena semburat merah di latar belakang mereka. Lumba-lumba belum terlihat dan gelombang laut mulai terasa lebih besar dari sebelumnya. Perahu melaju perlahan setelah berjalan sekitar 15 menit. Kali ini haluannya berubah ke barat. Lumba-lumba belum juga ada yang terlihat. Perahu semakin banyak, hingga 50an. Lalu, ups, beberapa ekor lumba-lumba meloncat ke permukaan air. Kapal-kapal mengejar ke arah mana lumba-lumba itu berenang. Rombongan lumba-lumba lain terlihat di sisi lain. Kali ini lebih banyak, sekitar 4 ekor. Mereka meloncat ke permukaan air laut lalu kembali tenggelam. Kadang-kadang hanya sirip hitam mereka yang terlihat di permukaan air.
Semakin siang, rombongan ikan lumba-lumba semakin banyak terlihat. Kulit mereka terlihat licin mengkilat kena sinar matahari. Pagi itu mereka mengarah ke barat. Perahu-perahu pun menambah kecepatan melaju mengikuti rombongan binatang pintar tersebut. Jika Anda ingin mendapatkan gambar lumba-lumba yang bagus, sebaiknya kamera selalu dalam posisi siap jepret. Sebab gerakan ikan itu sangat cepat sehingga kadang-kadang ketika kita menjepret mereka ketika meloncat, kamera kita hanya menangkap ketika mereka sudah tenggelam. Juga sebaiknya gunakan kamera berkemampuan jarak jauh karena jarak antara ikan dengan perahu sekitar 5 meter. Akan lebih bagus lagi kalau Anda membawa handycam sehingga bisa merekan lumba-lumba itu dengan sempurna.
Ada kalanya rombongan lumba-lumba itu tidak muncul ke permukaan dalam waktu lama. Kalau sudah demikian, biasanya perahu-perahu yang mengejar itu pun berhenti atau hanya berputar-putar. Gelombang laut pun terasa lebih menggoncang perahu ramping kita. Ketika lumba-lumba itu muncul, kembali perahu digerakkan mengejar lumba-lumba. Turis-turis kembali berseru dan 50-an perahu seperti berlomba saling mendekati lumba-lumba. Toh, perahu-perahu itu saling mengerti, tanpa ada yang tabrakan meski saling mengejar. Hal ini bisa jadi hiburan tersendiri.
Sekitar 1,5 jam mengejar lumba-lumba, binatang laut itu semakin lama tidak muncul hingga akhirnya tinggal beberapa perahu yang masih bertahan menunggu, sisanya kembali. Sinar matahari juga mulai terasa menyengat meski masih pagi. Sebelum kembali ke daratan, kapten perahu biasanya menyuguhkan minuman teh hangat dan pisang goreng. Kita bisa menikmatinya sambil dipermainkan gelombang. Di daratan terlihat bebukitan menjadi pemandangan tersendiri. Hingga setelah puas minum teh hangat, perahu pun kembali ke pantai.
Selesai mengejar lumba-lumba, kita bisa kembali ke hotel dan menikmati sarapan di restoran lalu beristirahat. Namun ada pula turis yang hanya sarapan lalu kembali ke pantai. Kali ini untuk snorkling di Taman Laut Lovina yang berada sekitar 50 meter dari pantai ke arah laut. Untuk itu kita harus bayar lagi Rp 30.000 dan kita mendapat snorkle, sepatu katak (fin), dan baju pelampung. Di Taman Laut ini kita bisa melihat alam bawah laut Lovina. Meski jauh pesonanya dibandingkan Pulau Menjangan, Nusa Lembonga, atau yang lain, tidak ada salahnya kita menikmati. Sebab ikan-ikan tropisnya juga lumayan menarik. ketika kita lemparkan roti ke arah mereka,ikan-ikan itu akan saling mengejar roti tersebut. Selama sekitar satu jam kita bisa menikmati ikan-ikan dan karang laut Lovina.
Jika tidak terlalu tertarik untuk snorkling, kenapa tidak mencoba tempat-tempat menarik di Lovina. Tempat paling ramai di sepanjang Lovina adalah Lovina Centre yang masuk wilayah Desa Kalibukbuk. Di tempat ini terdapat monumen lumba-lumba sebagai tanda bahwa lumba-lumbalah daya tarik utama pantai berbatas laut jawa ini. Monumen lumba-lumba itu tingginya sekitar lima meter dengan seekor lumba-lumba di bagian atasnya. Di dasar monumen, empat ekor lumba-lumba lebih kecil mengelilingi monumen tersebut. Dengan latar belakang laut di sebelah utara, monumen ini bisa jadi latar belakang foto yang menarik. Tempat lainnya adalah Jl Ketapang Kalibukbuk yang berjarak sekitar 500 meter dari Lovina Centre. Tempat ini mirip tempat pertama tersebut namun tidak ada monumen lumba-lumbanya.
Setelah itu Anda bisa menyusuri pantai. Dengan pasir hitam, berjalan sepanjang pantai memang terasa sangat panas. Namun sepanjang pantai itu terdapat pohon ketapang dan waru yang bisa tempat istirahat dan berteduh. Ada pula beberapa bale kecil yang memudahkan kita duduk. Selain itu, ada pula trotoar untuk pejalan kaki sekitar 10 meter dari bibir pantai. sehingga kita juga menyusuri pantai di trotoar. Enaknya lagi, trotoar itu kadnag melewati restoran sehingga kalau lapar Anda tinggal berhenti dan menghilangkan haus di sana. Kawasan Lovina ini memang ditunjang oleh banyaknya fasilitas kepariwisataan di seperti kafe, akomodasi baik hotel berbintang, hotel melati, pondok wisata maupun homestay, restoran, artshop, travel agent, bahkan money changer. Harga hotel misalnya sangat bervasriasi antara Rp 60.000 per malam hingga Rp 500.000 per malam. Dengan harga murah tersebut, rata-rata tamu yang mengunjungi di Lovina memilih tinggal lama (long stay).
Posisi Lovina yang berada di jalur utama Gilimanuk-Singaraja memudahkan turis kalau ingin menikmati tempat lain. Biasanya hotel tempat kita menginap menawarkan beberapa paket perjalanan. Misalnya paket diving ke Pulau Menjangan, treking ke Taman Nasional Bali Barat (TNBB), atau perjalanan sehari ke Bedugul. Pilihan terakhir bisa jadi referensi. Selain menikmati perjalanan ke Bedugul yang berjarak sekitar 25 km dari Lovina, perjalanan balik biasanya melewati Banyuatis yang terkenal karena kopinya. Di tempat ini, selain bisa melihat tanaman kopi dan bagiamana selukbeluknya, kita juga bisa melihat proses pascapanen kopi hingga siap diminum. Anda bisa mencoba sendiri bila ke sana. Dari tempat inilah kopi bali yang ternama itu berasal. Perjalanan kembali dari Banyuatis ke Lovina akan melwati medan naik turun berkelok-kelok dengan latar belakang laut jawa dan Kota Singaraja nun jauh di bawah sana. Hingga sampailah kita di Lovina kembali.
Beranjak senja, semburat cahaya merah di ufuk barat juga mulai terlihat. Suasana di sekitar pantai juga mulai gelap karena sedikitnya lampu penerang. Maka tibalah waktunya untuk kembali ke hotel untuk mempersiapkan diri menyambut hiburan malam. kafe-kafe sepanjang Jl Hotel Puri Bagus dan Jl Binaria menyajikan suasana malam yang tidak jauh berbeda dengan Kuta. Bahkan di sini lebih nikmat karena lebih sepi dan kita masih bisa debur ombak perlahan sambil menikmati bir atau minuman penghangat lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar