Masalah Kulit Pada Ibu Hamil dan Penanganannya


Denpasar, Kehamilan membawa banyak perubahan. Salah satunya adalah perubahan pada kulit yang ternyata disebabkan berbagai faktor. Mulai peningkatan hormon estrogen dan progesteron, adanya peregangan kulit lantaran tubuh makin membesar, atau bisa juga karena peningkatan metabolisme tubuh.
Gangguan kulit pada ibu hamil ini pun berbeda-beda dan tidak semua ibu hamil mengalaminya. Namun perubahan yang terjadi pada kulit sering membuat calon ibu merasa tidak nyaman dan kurang percaya diri.
Pada dasarnya kulit mempunyai kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh atau disebut dengan elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut dipengaruhi oleh keturunan, berat badan, dan faktor usia.
Pada ibu hamil, elastisitas kulit dipaksa mengembang sampai pada level maksimum untuk mengakomodasi pertumbuhan janin. Akibatnya permukaan kulit pecah atau timbul stretch mark.
Beberapa masalah kulit yang timbul selama hamil :


JERAWAT
Masalah ini cukup banyak dialami ibu hamil. Adakalanya justru menghilang saat hamil, tapi bisa juga malah bertambah parah. Pada ibu yang punya “bakat” jerawatan karena pengaruh hormonal, masalah ini umumnya datang lebih hebat lagi.
Jerawat pada wanita hamil biasanya muncul pada trimester pertama. Hal ini disebabkan karena produksi hormon esterogen yang lebih banyak pada saat hamil.
Perawatannya, bersihkan wajah sehabis pulang kantor/ bepergian. Gunakan sabun anti jerawat yang tidak membuat kulit kering. Kemudian oleskan pelembab yang bukan berbahan dasar minyak. Perhatikan kandungan obat jerawat yang akan dipakai hindari obat yang mengandung asam salisilat lebih dari 2%.
Hindari krim wajah yang mengandung Retin A karena pemakaian jangka panjang bisa menyebabkan alergi pada kulit. Jangan gunakan krim yang mengandung kortikosteroid dalam jangka waktu lama karena penggunaan kortikosteroid pada awal kehamilan bisa menyebabkan bibir sumbing, sementara jika digunakan pada trimester ketiga bisa memicu terjadinya kelahiran premature.

HIPERPIGMENTASI
Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau perubahan pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda. Hiperpigmentasi inilah yang menyebabkan melasma, atau yang sering disebut juga topeng kehamilan. Yaitu lapisan kehitaman yang biasanya menghampiri bagian pipi, dahi dan hidung. Selain wajah, bagian tubuh yang lain ada juga yang tidak terhindar dari hiperpigmentasi.
Mulai dari areola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar. Tahi lalat, atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan besar juga akan bertambah hitam.
Hiperpigmentasi akan terlihat lebih nyata pada wanita yang pada dasarnya berkulit gelap.
Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga karena adanya peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan kerentanan terhadap stimulus hormon Melanocyte Stimulating Hormone (MSH), estrogen dan progesteron.
Terlalu lama berada di bawah paparan sinar matahari juga dapat memperburuk keadaan, oleh karena itu sebaiknya calon ibu tetap menggunakan tabir surya. Hampir semua jenis krim tabir surya relatif aman digunakan oleh ibu hamil dan pilihlah yang spektrum perlindungannya luas (anti UV-A dan UV-B).
Hiperpigmentasi ini umumnya akan hilang dengan sendirinya, maksimal satu tahun pasca persalinan. Memang ada juga yang tidak bisa hilang, biasanya karena menggunakan kontrasepsi hormonal

JAMUR PADA KULIT
Keluhan gatal akibat jamur sering muncul di daerah kelamin dan anus. Misalnya karena infeksi trikomonas, kandidiasis, atau infeksi jamur lainnya. Kelainan ini biasanya disertai gejala keputihan.
Kulit di bagian itu tampak kemerahan, mengeluarkan cairan, dan bahkan berbau. Akibatnya, bisa terjadi infeksi sekunder. Jamur kulit selain disebabkan peningkatan hormon tadi juga bisa muncul akibat keputihan.
Saat hamil sering kali cairan vagina keluar lebih banyak sehingga menimbulkan gatal. Bila digaruk, bisa timbul infeksi di daerah luar kemaluan. Jika tak diobati, sewaktu melahirkan kemungkinan bayi terinfeksi olehnya.
Untuk mencegahnya, perhatikan faktor kebersihan tubuh. Jangan sembarangan menggaruk, apalagi tangan dalam keadaan kotor.Gunakan obat anti jamur.

GATAL DAN IRITASI

Terjadi karena pergesekan kulit akibat kenaikan berat badan ibu. Iritasi muncul pada lipatan-lipatan tubuh, seperti pada lipatan di bawah payudara, perut, selangkangan, dan ketiak. Iritasi ini menyebabkan rasa gatal sehingga mengganggu aktivitas ibu hamil.
Rasa gatal yang menyeluruh kemungkinan akibat penumpukan bilirubin dan asam empedu ringan (kolestasis ringan anikterik) dalam tubuh ibu. Karena ringan, penumpukan ini memang tidak sampai menimbulkan warna kekuningan pada tubuh.
Lagi-lagi, ini terjadi karena perubahan kadar hormon estrogen dan progestin dalam tubuh ibu hamil. Jika pengeluaran bilirubin dan asam empedu dari hati terganggu, maka kadarnya dalam darah akan meninggi. Inilah yang menimbulkan gatal-gatal di kulit.
Gatal juga bisa muncul pada ibu yang memiliki bakat alergi. Muncul biduran, bentol-bentol berwarna kemerahan, dari yang kecil sampai yang besar. Rasa gatal akibat iritasi ini akan lebih parah bila digaruk. Ujung-ujungnya bisa menimbulkan infeksi. Untuk mengatasinya cukup didiamkan sambil ibu mencari tempat dan posisi yang nyaman. Jika sangat mengganggu maka perlu pengobatan dari dokter.
Untuk mengurangi gatal, kenakan pakaian yang tidak kelewat ketat. Bersikaplah relaks karena cemas berlebihan, tegang, dan ketidakstabilan emosi bisa jadi pemicu gatal-gatal.

STRETCH MARK
Stretch mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku seperti anak sungai.
Masalah ini muncul karena peregangan kulit secara cepat, seperti pada kehamilan atau peningkatan berat badan yang drastis, atau karena pengaruh obat yang mengandung steroid, yang merusak jaringan yang terdapat di dalamnya sehingga kulit mengalami over stretched dan kolagennya rusak.

Selain pada dinding perut, stretch mark juga bisa muncul pada lengan atas, pinggul, paha, bokong, dan payudara. Stretch mark karena kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar, kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna putih atau kecoklatan.

Orang yang memiliki jenis kulit kering cenderung mengalami masalah ini saat hamil. Oleskan krim pelembab untuk menjaga elastisitas kulit.

SELULIT
Selulit berbeda dari stretch mark. Jika pada stretch mark permukaan kulit seperti tergores-gores, pada selulit permukaan kulit tampak bergelombang seperti kulit jeruk. Umumnya selulit terjadi di bagian paha, bokong, perut, pinggul, betis, dan lengan.
Selulit pada wanita hamil terjadi karena peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis sehingga menghasilkan lebih banyak lemak yang disimpan untuk melindungi janin.

LINEA NIGRA (garis kehamilan)
Gurat perut berwarna kecoklatan yang membujur vertikal mulai dari pusar ke bawah disebut dengan linea nigra. Garis ini terjadi karena perubahan hormon selama kehamilan yang meningkatkan produksi melanin. Setelah melahirkan, linea nigra yang berwarna gelap akan kembali menjadi linea alba yang berwarna lebih terang.

Penulis : dr. Nyoman Bayu Widhiartha.

0 komentar:

Posting Komentar